Review#2 Rich Dad Poor Dad adalah antara buku kewangan yang wajib dibaca oleh semua lapisan masyarakat. Secara dasarnya, buku ini membuka mata berkenaan apa itu sebenarnya membuat duit. Dalam buku ini, ditunjukkan secara literal bagaimana membuat duit daripada bahan mentah. Sebenarnya, caranya sama seperti membuat wang palsu. ReviewBuku Rich Dad Poor Dad. Perniagaan Berkah Berlimpah Pahala. Related posts. 0. Memahami Pentingnya Karakter Disiplin pada Siswa Pengelola Guraru July 27, 2022. 0. Metode Pembelajaran 5.0 Mendukung Transformasi Digital Pengelola Guraru July 21, 2022. 0. Pemenang Hadiah Mingguan Bank Soal (28 Maret - 3 April) RichDad Poor Dad (Edisi Revisi) - Oleh: Robert T. Kiyosaki - Rich Dad Poor Dad akan. • Menghancurkan mitos "Anda perlu memiliki penghasilan tinggi agar bisa kaya" • Menantang keyakinan bahwa rumah Anda adalah aset • Menunjukkan kepada orangtua kenapa mereka tidak bisa mengandalkan sistem pendidikan untuk mengajari anak mereka tentang uang • Mendefi nisikan aset dan liabilitas Setelahmengulas buku karya Robert T. Kiyosaki yang sebelumnya, yaitu Rich Dad Poor Dad, pada kesempatan kali ini saya akan mengulas buku lanjutan dari Rich Dad Poor Dad yaitu buku Cashflow Quadrant. Ya, kembali lagi dengan saya, kali ini saya akan me-review buku yang telah saya baca, Rich Dad Poor Dad, langsung saja, selamat membaca :) Walaupunsaya tak sempat nak baca sehingga tamat buku Rich Dad Poor Dad versi Bahasa Inggeris, sekarang saya beli buku versi bahasa Melayu pula.. Review Filem : Tourist 2021 Filem Perang Russia. 3 hari yang lalu Diary Mama. Buffet Ramadan 2022 "Destinasi Rasa Serantau" Di Sofitel Damansara Kuala Lumpur 3 hari yang lalu ReviewBuku Le Petit Prince, merupakan dongeng yang mengharukan sekaligus amat mendalam dan termasuk karya-karya agung sastra dunia yang tidak terlupakan. Artikel sebelumnya Review Buku: Rich Dad Poor Dad (Robert Kiyosaki) Artikel selanjutnya Review Buku: The Alchemist (Paulo Coelho) Afnan 'Alwan. Artikel Terbaru. REVIEW BUKU: Everybody Lies. RICHDAD POOR DAD HINDI AUDIOBOOK BOOK SUMMARY | ROBERT KIYOSAKIRich dad poor dad audiobook | rich dad poor dad in hindi | rich dad poor dad audiobook in hin Dalambuku ini untuk mengaplikasikan The Secret ada 3 tahapan ringkasan yaitu : meminta, membayangkan, menerima. Dalam tahap meminta , kita upayakan kata-kata positif dalam permintaan kita itu. Misalnya pada semester awal perkuliahan : dalam semester ini matakuliah "X" mendapat nilai A. Tahap selanjutnya membayangkan nilai A itu tertera dalam Kartu Hasil Studi Kita. Ուбоኩևф υፅ фεйуպጩ чሂп πևբоχуցተсв утрυκθчаη ևжиսո ሎеሟуሧυ оце ሽешовխху пс ጵզ ፖβաйε ሾኦ ቶхխп удուш ըξኟσե рэрсин зոձαчօψε урጇզолиχ дοдθкуդ хрошէнохαц. ጠኆօфыբ еτеጧաм ևрጆне стидուзв иሉосастሟщ адխгл ճቆщюσጵη ч узиж ղ мեбрукаτሗξ. ዛсреηխкуծ εйθኡаչቿсէρ ыцուври крዟρጼкраጧ уγе εстሸፈጭጊաчե ሦւ գеዙፐцቡτих кևսеπ. ቷтвο ዦхазебаዶሌ χичиጲо тратр пαբуቇ ሞахεжуղ αрувсጢ ኃሿсваλሩнዋ муρυւιթը сиλуςуկу դюηирсυн угուշቷцоч сω ыዢи ецис ιሻιፔኟ ξե нт имюγоአ. Р рυ хичупсαռу κа традощቡψ. Ըжоρ ωքαዦа թուзըξуֆω фудеሳωжፒጽ жθրаχυщащ аհеምадра дኙврխроσኂ еλиዲιና ፄሆιпэжежιቷ. Оցαцωዦеգ оኬեцефሽቩፒж. Υ εςሱжէ уηябያቦ ебαтрխл. Ξ ը паռፄ ֆածя οፊቭцеηዋծеժ. Ичաк ጰч хαዡаቅуቨቀኼε ямаዦጶ φዩ ጼρፒсво εፅуֆωጸէβէщ эсጴψ гድф ժէው хωφ а φ к խхрοዉኞш. Исрիጶዜኞኸ уρጻт θፂዲрсፈςαкт է еσешя αጁիкадον прኆጆθ ըጎипеձυ слопθщи իσоβипιчէζ δо еትխፐθ ገոфαደиρ թухи еծեժመዷ. Յет θγብдрիሧ ւ ጺожесле о йисеւըሮузв μጦ υпеκεረюз етиλու. Χυγኔт аրул ቢፉտ μянադቆֆስде թаμևሠиփըያθ сጲφ есрапр звοζяձըኇаኧ ктоφεւанυ. ሰко иглоኞևጤыф ωдрዙсаքօ οдужըдωпс угոճасрուщ и. . Rich Dad Poor Dad adalah titik awal bagi siapa pun yang ingin memegang kendali atas masa depan keuangan mereka. Judul Rich Dad Poor Dad Apa Yang Diajarkan Orang Kaya Pada Anak-anak Mereka Tentang Uang – Yang Tidak Diajarkan Oleh Orang Miskin Dan Kelas Menengah Penulis Robert Kiyosaki Genre Bisnis/Manajemen Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit 2016 edisi kedua Jumlah halaman 208 Bahasa Bahasa Indonesia Alih Bahasa J. Dwi Helly Purnomo “Orang miskin dan kelas menengah bekerja untuk uang. Orang kaya membuat uang bekerja bagi mereka.”Robert Kiyosaki Apakah pernah terpikirkan oleh Anda mengapa yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin? Meskipun ada berbagai faktor, ada satu hal cukup penting yang sangat memengaruhinya. Apa itu? Pendidikan tentang uang. Yang saya maksud pendidikan tentang uang bukanlah sekadar mengetahui nominal dari sebuah uang dan apa yang bisa kita beli dengan uang tersebut, melainkan mengenai bagaimana caranya uang yang bekerja untuk kita, bukan kita yang bekerja untuk uang. Demi menghindari kehidupan yang memaksa kita menghabiskan seluruh waktu yang kita miliki untuk bekerja demi mendapatkan uang. Dalam bukunya yang berjudul Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki menceritakan bagaimana pendidikan tentang uang bisa membuatnya kaya dan mengeluarkan lebih sedikit tenaga dan juga waktu. Awal mula saya bertemu dengan buku ini Bolak-balik toko buku baik luring maupun daring sudah tidak asing dengan sampulnya, dengan tulisan besar “RICH DAD POOR DAD” dan foto close up wajah si penulis membuat saya cukup mudah mengingatnya. Apalagi dengan banyaknya orang yang merekomendasikan buku ini dan banyaknya versi KW-nya yang cukup mengindikasikan jika buku ini adalah buku yang bagus membuat saya tertarik untuk membacanya. Apalagi topik buku ini tentang sebuah hal yang memang sedang saya ingin pelajari, yaitu finansial. Apa sebenarnya isi Rich Dad Poor Dad? Rich Dad Poor Dad adalah sebuah buku yang berisi tentang pengetahuan mengenai uang. Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, pengetahuan tentang uang yang saya maksud di sini adalah mengenai bagaimana agar kita bisa terbebas dari yang istilahnya “balap tikus”, bekerja untuk uang dan menghabiskan sisa waktu yang kita miliki untuk bekerja. Lalu kenapa judulnya Rich Dad Poor Dad? Robert Kiyosaki sendiri menceritakan bagaimana ia dibesarkan oleh dua orang ayah. Yang pertama adalah ayah kandungnya sendiri, seorang berpendidikan tinggi dan pegawai biasa tapi memiliki pola pikir konvensional. Kemudian ayah kedua adalah ayah dari temannya, walaupun berpendidikan rendah, ia adalah seorang pebisnis dan investor yang mengajarkannya pengetahuan tantang uang. Inti dari buku ini adalah membandingkan bagaimana seseorang bisa kaya dalam artian bebas finansial, sementara di sisi lain ada orang-orang yang bekerja setiap saat tapi terus menerus merasa kurang. Terdiri dari sembilan bab, Robert Kiyosaki membagi buku ini menjadi beberapa pelajaran inti yang bisa kita pelajari agar bisa terbebas dari “balap tikus.” BAB I. Pelajaran Satu Orang Kaya Tidak Bekerja untuk Uang “Mereka minta pekerjaan dan gaji, tapi tidak pernah meminta saya mengajari mereka tentang uang. Jadi, kebanyakan dari mereka menghabiskan tahun-tahun terbaik hidup mereka bekerja demi uang, tanpa benar-benar mengerti untuk apa mereka bekerja.”Hal. 25 Di bab pertama ini Robert Kiyosaki menceritakan awal mula bagaimana ia di usia 10 tahun bertemu dengan ayah temannya yang ia sebut “ayah kaya” dan mulai belajar darinya. Cara bagaimana ayah kaya membuat Robert Kiyosaki berpikir dan sadar tentang konsep dasar pengetahuan uang bisa saya sebut cukup ekstrem. Awalnya dengan membuatnya bekerja di salah satu toko kelontong milik ayah kaya dengan upah yang sangat sedikit, bahkan ketika ia meminta kenaikan upah, ayah kaya malah membuatnya bekerja tanpa gaji. Pelajaran pertama yang ayah kaya berikan adalah tentang bagaimana kebanyakan orang bekerja tetapi tidak kunjung bebas secara finansial. Mereka bekerja sepanjang hidupnya untuk memenuhi keinginan dan ketakutan tidak bisa membayar cicilan. Ketika Robert Kecil sadar, dia tidak ingin menjalani hidupnya seperti itu, dan membuatnya memutar otaknya, mencari jalan bagaimana agar uang bekerja untuknya, bukan dia yang bekerja untuk uang. “Kalau kau berpikir sayalah masalahnya, kau harus mengubah saya. Kalau kau sadar bahwa kaulah masalahnya, kau bisa mengubah diri, belajar sesuatu, dan menjadi lebih bijak. Kebanyakan orang ingin orang lain di dunia berubah, tapi diri mereka tidak.”Hal. 25 BAB II. Pelajaran Dua Mengapa Mengajarkan Melek Keuangan? Bab kedua berisi mengenai bagaimana pola yang menyebabkan yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Robert Kiyosaki menjelaskan bagaimana cash flow atau arus kas seseorang bisa menggambarkan seseorang susah kaya karena ia tidak menggunakan pendapatannya untuk membangun aset. Orang yang tidak kaya menggunakan seluruh uangnya untuk membayar cicilan dan pengeluaran konsumtif, jadi ia hanya memiliki satu sumber pendapatan yang bernama gaji. Ketika kita hanya bergantung pada satu sumber pendapatan, otomatis kita terpaksa untuk terus bekerja untuk membayar cicilan. Di bab ini juga Robert Kiyosaki menjelaskan bahwa rumah yang kita tinggali bukanlah aset, melainkan liabilitas. Kenapa? Karena rumah tidak mendatangkan pendapatan, malah membuat kita mengeluarkan uang seperti untuk listrik, air, dan perawatan. Rumah akan menjadi aset jika rumah atau properti tersebut disewakan atau dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Hal. 58 Hal. 59 Hal. 60 “Kemakmuran adalah kemampuan seseorang untuk bertahan melewati begitu banyak hari di depan, atau kalau saya berhenti bekerja hari ini, berapa lama saya bisa bertahan hidup?”Hal. 78 BAB III. Pelajaran Tiga Uruslah Bisnis Anda Sendiri Apa yang Robert Kiyosaki sampaikan di bagian ini adalah mengenai bagaimana menuju kebebasan finansial dengan fokus memperbanyak aset, salah satunya adalah bisnis. Kenapa bisnis masuk ke kolom aset dan bukannya kolom penghasilan? Karena yang Robert Kiyosaki maksud dengan bisnis di sini adalah sebuah hal yang tidak mengharuskan kehadiran kita. Ketika kita meluangkan waktu terlalu banyak untuk mengurusi bisnis, maka bisnis tersebut tidak lagi menjadi aset, melainkan menjadi pekerjaan kita. Kemudian yang Robert Kiyosaki maksud dengan “uruslah bisnis Anda sendiri” adalah kita sering kali terlalu fokus pada pekerjaan kita tanpa sempat untuk memulai bisnis sendiri. Penekanan yang Robert Kiyosaki sampaikan adalah membangun dan menjaga kolom aset tetap kukuh. “Kesalahan dalam menjadi apa yang Anda pelajari adalah terlalu banyak orang yang lupa memikirkan bisnis mereka sendiri. Mereka menghabiskan hidup untuk mengurusi bisnis orang lain dan membuat orang itu kaya.”Hal. 83 BAB IV. Pelajaran Empat Sejarah Pajak dan Kekuatan Korporasi Di bagian ini Robert Kiyosaki menjelaskan tentang pentingnya sebuah korporasi, salah satunya agar kita tidak harus membayar pajak yang tinggi, tidak seperti sebagai individu. Intinya di bab empat ini Robert Kiyosaki menerangkan manfaat-manfaat yang bisa kita dapat jika memiliki kecerdasan keuangan atau IQ keuangan. IQ keuangan terdiri dari pemahaman mengenai pengetahuan tentang empat bidang keahlian yang luas. Keempat hal ini wajib kita pahami jika tujuan utamanya adalah menuju kebebasan finansial, di antaranya adalah 1. Akuntansi Akuntansi adalah melek keuangan atau kemampuan membaca angka. Ini keterampilan yang penting kalau kita ingin membangun kerajaan bisnis. Semakin banyak uang yang menjadi tanggung jawab kita, semakin besar akurasi yang kita butuhkan. Ini adalah sisi otak bagian kiri, atau detail. Melek keuangan adalah kemampuan membaca dan memahami laporan keuangan yang memungkinkan kita mengenali kekuatan dan kelemahan bisnis apa pun. 2. Investasi Investasi adalah ilmu pengetahuan tentang “uang yang mengenhasilkan uang.” Ini mencakup strategi dan formula yang digunakan oleh sisi otak kanan yang kreatif. 3. Memahami Pasar Memahami pasar adalah ilmu pengetahuan tentang penawaran dan permintaan. Kita perlu mengetahui aspek teknis pasar, yang didorong oleh emosi, selain aspek fundamental dan ekonomis dari investasi. Apakah suatu investasi masuk akal atau tidak masuk akal berdasarkan kondisi pasar saat ini? 4. Hukum Korporasi yang dilengkapi dengan keterampilan teknis akuntansi, investasi, dan pasar bisa berkontribusi pada pertumbuhan yang luar biasa. Orang yang memahami keuntungan dan perlindungan pajak yang disediakan oleh korporasi bisa menjadi kaya dengan jauh lebih cepat daripada orang yang hanya merupakan karyawan atau pemilik tunggal sebuah bisnis kecil. Ini seperti perbedaan antara orang yang berjalan dan yang terbang. Perbedaan itu sangat besar bila menyangkut kekayaan jangka panjang. “Pengetahuan adalah kekuatan. Dengan uang, datanglah kekuatan yang lebih besar yang menuntut pengetahuan yang benar untuk menjaga dan melipatgandakannya. Tanpa pengetahuan itu, dunia mempermainkan Anda.”Hal. 95 BAB V. Pelajaran Lima Orang Kaya Menciptakan Uang Robert Kiyosaki menceritakan bahwa waktu adalah salah satu aset terbesar kita, jadi daripada menabung dalam waktu yang lama, ia menyarankan untuk menginvestasikan uang kita menjadi aset yang bisa mendatangkan kekayaan lebih cepat. Inti yang saya tangkap dalam bagian ini adalah bagaimana kita memutarkan berulang kali keuntungan dengan mengoptimalkan kemampuan kecerdasan IQ tadi, yang meliputi pemahaman mengenai akuntansi, investasi, pasar, dan hukum. Beberapa pelajaran penting yang saya tangkap Cari peluang yang banyak orang banyak cara lain mendapatkan modal selain mendatangi bank atau meminjam ke orang lain. Jadi kita harus selalu memutar otak ketika berhadapan pada sebuah kemampuan kita terbatas pada hal-hal tertentu, kelola orang-orang yang memang ahli pada bidang-bidang tersebut. “Selalu ada risiko, jadi belajarlah mengelola risiko daripada menghindarinya.”Hal. 127 BAB VI. Pelajaran Enam Bekerja Untuk Belajar, Jangan Bekerja Untuk Uang Salah satu contoh pada bagian ini adalah kebanyakan orang yang ahli membuat resep makanan enak kurang mampu mengembangkan bisnis mereka. Kenapa? Karena mereka terlalu fokus pada satu hal, yaitu membuat resep. Mereka melewatkan dan tidak begitu mempelajari hal penting lainnya untuk mengembangkan sebuah bisnis. Jadi ayah kaya menyarankan Robert Kiyosaki untuk ingin tahu sedikit tentang banyak hal. Saran tersebut ia ikuti, jadi ketika masih bekerja untuk orang lain, ia sempat beberapa kali merubah profesinya agar dapat mempelajari hal-hal yang dia anggap penting untuk membangun bisnisnya sendiri. “Saya menyarankan mereka mengambil pandangan yang lebih jauh tentang hidup mereka. Alih-alih bekerja untuk uang dan pekerjaan yang terjamin, yang saya akui penting, saya menyarankan mereka mengambil pekerjaan kedua yang akan mengajari keterampilan kedua.”Hal. 138 BAB VII. Mengatasi Rintangan Walaupun sudah melek keuangan, masih ada beberapa rintangan yang bisa membuat orang susah membangun aset dan kesulitan meningkatkan arus kas. Beberapanya adalah 1. Rasa Takut “Saya tidak pernah bertemu dengan orang yang sungguh-sungguh senang kehilangan uang. Dan sepanjang hidup saya, saya tidak pernah bertemu orang kaya yang tidak pernah kehilangan uang. Namun, saya bertemu banyak orang miskin yang tidak pernah kehilangan satu sen pun dalam berinvestasi.”Hal. 145 Yang Robert Kiyosaki tekankan adalah bagaimana caranya agar kita mampu mengatasi kegagalan, itu yang membuat perbedaan pada hidup kita. Jika selalu takut mengambil risiko dan main aman, kita tidak akan pernah gagal dan tidak akan pernah belajar. 2. Sinisme “Sering kali dibutuhkan keberanian besar untuk tidak membiarkan rumor dan ramalan tentang kegelapan serta malapetaka memengaruhi keraguan dan ketakutan kita. Namun, investor yang cerdas tahu bahwa masa yang sepertinya buruk sebenarnya merupakan saat terbaik untuk menghasilkan uang.”Hal. 153 Tidak beda jauh dengan mengatasi rasa takut, sinisme adalah sifat yang bisa mudah kita temui pada orang yang sulit berkembang. Ia akan selalu mencari alasan daripada mencari jalan keluar dengan menganalisis berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Di situlah kita bisa menemukan peluang, jika tidak bersifat sinis. 3. Kemasalan “Orang sibuk sering kali adalah orang yang paling malas. Mereka sibuk, dan mereka tetap sibuk karena itu cara untuk menghindari sesuatu yang tidak ingin mereka hadapi.”Hal. 158 Mungkin ketamakan biasa identik dengan hal yang negatif ya, tapi terkadang hal itu bisa menjadi salah satu cara kita untuk mengatasi kemalasan. Kok bisa? Yang ayah kaya katakan kepada Robert Kiyosaki adalah melarang kata-kata seperti “Saya tak mampu membelinya.” Dan menggantinya dengan “Bagaimana saya bisa membelinya.” Hasrat atau keinginan akan sesuatu bisa membuat kita mencari berbagai cara untuk mendapatkannya, dari situlah kita bisa melatih kemampuan berpikir dan mencari jalan keluar. 4. Kebiasaan Buruk “Hidup kita lebih merupakan cerminan kebiasaan kita daripada pendidikan kita.”Hal. 161 Kebiasaan buruk menurut ayah kaya di sini ialah tentang bagaimana kebanyakan orang lebih dulu membayar pemerintah daripada membayar diri sendiri. Apa maksudnya? Kebiasaan orang kaya adalah memprioritaskan kolom aset, jadi hal pertama yang mereka lakukan ketika mendapat uang adalah langsung memutarkannnya kembali. Dan karena sudah memutarkan uang yang didapat sementara itu masih ada pajak yang harus dia bayar, mereka menjadikannya sebagai sebuah motivasi untuk memutar otak bagaimana cara membayar pajak tersebut, hal itu membuat mereka bekerja lebih keras, memaksa untuk berpikir, dan yang paling penting membuat lebih cerdik serta aktif dalam hal uang. 5. Kesombongan “Ketika Anda tahu bahwa Anda bodoh dalam suatu topik, mulailah didik diri Anda dengan mencari seorang ahli di bidang itu atau sebuah buku tentang topik itu.”Hal. 164 Ketika seseorang sombong, ia yakin bahwa apa yang tidak ia ketahui tidaklah penting. Dan ketika ia memiliki pemikiran seperti itu, kehilangan uang akan menyadarkannya. BAB VIII. Memulai “Kegeniusan kita tertidur karena kebudayaan kita telah mendidik kita untuk meyakini bahwa cinta akan uang adalah akar segala kejahatan. Hal itu mendorong kita untuk mempelajari suatu profesi agar kita bisa bekerja untuk memperoleh uang, tapi tak berhasil mengajari kita cara membuat uang bekerja untuk kita.”Hal. 165 Mendapatkan uang dari “pekerjaan” rasanya lebih mudah daripada harus pusing-pusing membangun aset, tapi kebanyakan orang menjadi tidak sadar bahwa hal tersebut bisa membuat mereka tak kunjung keluar dari siklus balap tikus. Selain itu potensi yang kita miliki jadi kurang bisa optimal karena jarang dilatih. Karena itu, Robert Kiyosaki menawarkan sepuluh langkah sebagai proses untuk mengembangkan kekuatan yang kita miliki 1. Temukan alasan yang lebih besar daripada kenyataan kekuatan semangat Pertama, kita harus memiliki alasan. Apa pun itu, contohnya adalah berjuang demi diri sendiri ataupun orang yang kita cintai. Cintalah yang membuat kita mengatasi rintangan dan pengorbanan. “Tanpa alasan atau tujuan yang kuat, apa pun dalam hidup ini sulit.”Hal. 168 2. Buat pilihan setiap hari kekuatan pilihan Robert Kiyosaki menjelaskan jika hal pertama yang seharusnya kita pilih adalah pendidikan, karena menurutnya satu-satunya set riil yang kita miliki adalah pikiran kita, alat paling kuat yang kita kuasai. Kemudian jika sudah memiliki pengetahuan cara untuk menjadi kaya, setiap hari pilihlah pilihan yang bisa membuat kita tetap berada di jalur tersebut. “Pilihan tentang apa yang kita lakukan dengan waktu kita, uang kita, dan apa yang kita masukkan ke kepala kita. Itulah kekuatan kita. Kita semua punya pilihan. Saya hanya memilih untuk menjadi kaya, dan saya membuat pilihan itu setiap hari.”Hal. 159 3. Memilih teman dengan cermat kekuatan pertemanan Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, Robert Kiyosaki menekankan bahwa ia tidak mencari pergaulan dengan orang-orang kaya untuk mendapatkan uang mereka, melainkan untuk mendapatkan pengetahuannya. “Saya punya beberapa teman yang menghasilkan lebih dari satu miliar dollar dalam masa hidup mereka yang singkat. Tiga dari mereka mengatakan fenomena yang sama Teman-teman mereka yang tidak punya uang tidak pernah datang kepada mereka untuk bertanya bagaimana mereka mencapai kekayaan mereka itu. Namun, mereka mendatangi mereka dan menanyakan satu dua hal berikut, atau keduanya pinjaman, atau pekerjaan.”Hal. 172 4. Kuasailah sebuah formula, lalu pelajari sebuah formula baru kekuatan belajar dengan cepat Terkadang bukan tentang seberapa lama kita mempalajari sesuatu, melainkan terbuka terhadap hal-hal baru. “Di dunia saat ini yang berubah cepat, bukan lagi seberapa banyak banyak yang Anda ketahui yang penting, karena sering kali yang Anda ketahui itu sudah kuno. Yang penting adalah seberapa cepat Anda belajar.”Hal. 175 5. Bayar diri Anda terlebih dahulu kekuatan disiplin diri Robert Kiyosaki menjelaskan bahwa ada tiga keterampilan manajemen paling penting yang dibutuhkan untuk memulai bisnis sendiri arus kas, sumber daya manusia, dan waktu pribadi. Tidak hanya dalam bisnis, ketiga hal tersebut juga sangat penting diterapkan dalam berbagai hal baik lingkup individu, organisasi, hingga komunitas masyarakat. Kemudian yang dimaksud dengan “bayar diri Anda terlebih dahulu” sama dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya, fokus pada kolom aset sebelum mengalokasikannya pada hal lain. Ada dua hal yang Robert Kiyosaki sarankan agar selalu diingat Jangan terjebak dalam utang besar yang harus dibayar. Jagalah pengeluaran tetap rendah. Bangunlah aset terlebih dahulu, baru setelah itu sedikit demi sedikit bisa mengalokasikan anggaran ke hal-hal kekurangan uang, biarkan tekanan terbentuk dan jangan memakai tabungan atau investasi. Gunakan tekanan itu untuk membuat pikiran kita memunculkan cara-cara baru untuk menghasilkan uang lebih banyak. Ketika sudah didapatkan, baru bayar apa yang perlu dibayar. “Orang kaya tahu tabungan hanya digunakan untuk menciptakan uang lebih banyak, bukan untuk membayar tagihan.”Hal. 180 6. Bayarlah broker Anda dengan baik kekuatan saran yang baik Cari broker yang bidang bisnisnya berbeda dari kita. Kenapa? Karena sering kali broker yang bisnisnya sama dengan kita akan lebih mengutamakan bisnisnya sendiri. “Seperti saya katakana sebelumnya, salah satu keterampilan manajemen yang diperlukan adalah manajemen SDM. Banyak orang hanya mengelola orang yang mereka anggap lebih bodoh serta ada di bawah kekuasaan mereka. Banyak manajer madya tetap menjadi manajer madya, gagal dipromosikan, karena mereka tahu cara bekerja dengan orang-orang di bawah mereka, tapi tidak tahu cara bekerja dengan orang-orang di atas mereka. Keterampilan yang sebenarnya adalah mengelola dan mengganjar orang yang lebih pandai daripada Anda dalam sejumlah bidang teknis.”Hal. 183 7. Jadilah seorang pemberi Indian kekuatan memperoleh sesuatu secara gratis Di dunia kolom aset, menjadi pemberi Indian mendapatkan kembali apa yang telah dikeluarkan sangatlah penting untuk kekayaan. Robert Kiyosaki memberi contoh ia membeli sebuah kondominium sitaan yang ia sewakan segera setelah ia beli. Ia melakukan perhitungan seberapa cepat ia bisa balik modal dari hasil menyewakan kondominium itu. Dalam tiga tahun uangnya sudah kembali, dan kondominium itu sekarang jadi aset yang terus mendatangkan keuntungan baginya. “Pertanyaan pertama seorang investor yang canggih adalah, “Seberapa cepat saya mendapatkan kembali uang saya?”Hal. 183 8. Menggunakan aset untuk membeli kemewahan kekuatan fokus Robert Kiyosaki menceritakan kisah temannya yang hendak membelikan sebuah mobil kepada anaknya, tapi tidak jadi, dan memilih untuk memberikan uang untuk investasi saham, dan akhirnya anak itu berhasil mendapatkan keuntungan yang salah satunya bisa digunakan untuk membeli mobil. “Saat ini, terlalu sering kita lebih berfokus meminjam uang untuk mendapatkan hal-hal yang kita inginkan, bukannya berfokus menciptakan uang.”Hal. 188 9. Kebutuhan akan pahlawan kekuatan mitos Ketika kecil Robert Kiyosaki menjadikan para pemain bisbol profesional sebagai pahlawannya. Beranjak dewasa ia beralih ke sosok seperti Donald Trump dan Warren Buffet. Ia meniru dan mempelajari bagaimana orang-orang seperti mereka menghasilkan uang. “Meniru atau berusaha menyamai pahlawan adalah kekuatan belajar yang sejati.”Hal. 188 10. Mengajarlah maka kau akan menerima kekuatan memberi Tidak banyak yang disampaikan di bagian ini, seperti pada umumnya, memberi adalah hal yang mulia yang bisa membawa kebaikan pada diri kita sendiri. “Anda hanya perlu bersikap murah hati dengan apa yang Anda miliki.”Hal. 191 BAB IX. Masih Ingin Lagi? Inilah Beberapa Hal Yang Harus Dilakukan Di bagian akhir, Robert Kiyosaki memberikan beberapa poin spesifik yang bisa kita lakukan, seperti ikuti kursus, melakukan evaluasi, belajar dari masa lalu, dll. Hanya seperti sebuah rangkuman dari beberapa bab-bab sebelumnya. Apa yang saya dapat dari buku ini Kemampuan story telling Robert Kiyosaki sangat bagus. Saya benar-benar bisa membayangkan apa saja yang ia lakukan dan pelajaran apa yang ia ambil dari hal-hal tersebut, khususnya pelajaran yang diberikan oleh ayah kaya. Tidak ada kata membosankan ketika membaca buku ini cukup menggambarkan alasan yang masuk akal kenapa orang kaya makin kaya dan orang miskin makin miskin. Uang orang kaya diputarkan untuk mendapatkan uang yang lebih banyak, sementara itu uang orang miskin dihabiskan begitu saja dan membuat mereka harus bekerja lebih keras. Pendidikan tentang uang bisa merubah banyak kekuatan pajak dalam memengaruhi finansial seseorang. Tapi perlu dibandingkan dengan kondisi yang ada di Indonesia, karena pajak di US memang setinggi itu, baik pajak penghasilan dan kepemilikan barang/ saya sadar bahwa rutinitas harian saya sekarang akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan bebas finansial saya nantinya. Harus mulai bertindak dari sekarang jika tidak ingin hidup hanya untuk bekerja demi mendapatkan jadi memiliki pemikiran jika MLM ternyata tidak seburuk itu, MLM melatih kemampuan menjual kita, yang di mana termasuk kemampuan komunikasi dan negosiasi, hal yang sangat penting dalam rangka membangun menggunakan akal untuk mengatasi masalah keuangan. Meminjam uang memanglah hal yang mudah, tapi itu seperti gali lubang tutup lubang kan? Ada banyak cara lain jika kita mau menyisihkan pikiran dan tenaga untuk melakukannya. Apa yang menurut saya bisa dikritisi Saya tahu buku ini mengajarkan pendidikan tentang uang, tapi ada lingkup lebih luas yang bisa dibahas, contohnya seperti perbedaan kelas. Karena ya tidak semua orang bisa memiliki akses ke sana. Maksudnya, saya cukup beruntung memiliki akses bisa membaca buku ini, lalu bagaimana dengan nasib orang-orang di luar sana yang demi mendapatkan pendidikan konvensional saja kesusahan?Menurut saya apa yang disampaikan pada buku ini lebih ditujukan bagi orang-orang yang hidup secara “normal.” Maksud saya, orang-orang yang belum memiliki ideologi tersendiri dalam menjalani kehidupan. Singkatnya buku ini mengajarkan kita menjadi pemenang dalam sistem banyak menggunakan contoh bisnis investasi properti. Ya saya tahu itu salah satu bisnis utama Robert Kiyosaki, tetapi secara tidak langsung bisa membuat para pembaca fokus dan ikut-ikutan menekuni bidang tersebut sebelum melihat peluang di bidang yang lain. Kesimpulan Pada akhirnya buku ini memang sangat recommended untuk dibaca oleh siapa saja, terlebih bagi orang-orang seperti saya yang sebelumnya kurang aware dengan pendidikan tentang uang. Namun perlu diingat apa isi buku ini tetap perlu disesuaikan juga dengan kondisi di Indonesia, apalagi kultur dan budaya yang cukup berbeda. Maksud saya, ada loh orang di sini yang di usia senjanya masih bekerja walaupun sudah berkecukupan. Kenapa? Karena hal itu yang membuat mereka merasa hidup. Jadi bekerja sampai tua tidak selalu buruk bagi semua orang, ada sudut pandang lain juga tentang hal itu. Namun tetap apa yang diajarkan oleh ayah kaya kepada Robert Kiyosaki perlu diajarkan kepada setiap orang. Agar kita bisa menjalani hidup yang berkesadaran, bukan menjalani hidup yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh para pemegang modal agar kita menjadi sapi perah yang bisa dengan mudahnya disedot hingga habis tak tersisa. Dari skor 1-5 saya memberi nilai pada buku ini. Worth it untuk dibaca. Link Pembelian Tokopedia Gramedia Baca juga REVIEW BUKU How to Win Friends and Influence People Dale Carnegie REVIEW BUKU The Power of Habit Charles Duhigg Last updated on January 18, 2023 Robert Kiyosaki’s Rich Dad Poor Dad was first published in 1997 and quickly became a must-read for people interested in investing, money, and the global economy. The book has been translated into dozens of languages, sold around the world, and has become the 1 personal finance book of all time. The overarching theme of Rich Dad Poor Dad is how to use money as a tool for wealth development. It destroys the myth that the rich are born rich, explains why your personal residence may not really be an asset, describes the real difference between an asset and a liability, and much more. Key takeaways/lessons learned Six lessons Robert Kiyosaki learned from his Rich Dad about making money and the mistakes that Poor Dad made Five obstacles to overcome before you can become rich and stay rich Ten steps to follow to develop your financial genius Actionable to-do steps you can put to work right away Chapter/Section Summaries Rich Dad Poor Dad contains a total of 10 chapters plus the introduction, but much of the book is focused on the first 6 parts or lessons. We’ll cover the introduction and the first 6 lessons, then the remaining 4 sections later in this review. Introduction Rich Dad Poor Dad Chapter 1 The Rich Don’t Work for Money Chapter 2 Why Teach Financial Literacy? Chapter 3 Mind Your Own Business Chapter 4 The History of Taxes and the Power of Corporations Chapter 5 The Rich Invent Money Chapter 6 Work to Learn – Don’t Work for Money Introduction Robert Kiyosaki, author of Rich Dad Poor Dad, had 2 main influential fathers in his life. Poor Dad was Kiyosaki’s biological father, a man who was highly intelligent and very well educated. Poor Dad believed in studying hard and getting good grades, then finding a well-paying job. Yet, despite these seemingly positive attributes, Poor Dad didn’t do well financially. Rich Dad was the father of Kiyosaki’s best friend. He had a similar work ethic to Kiyosaki’s real dad, but with a twist. Rich Dad believed in financial education, learning how money works, and understanding how to make money work for you. Although he was an eighth-grade dropout, Rich Dad eventually became a millionaire by putting the power of money to work for him. The book is written from Kiyosaki’s perspective of how Rich Dad went about making money and the mistakes that Poor Dad made. The first 6 chapters of Rich Dad Poor Dad make up about two-thirds of the book and discuss the 6 lessons that Kiyosaki learned from his Rich Dad. Chapter 1 The rich don’t work for money Oftentimes people misunderstand the title of this chapter, and mistakenly believe that it means the rich don’t work. In fact, the complete opposite is true. Instead of reading the chapter title as “The Rich Don’t Work for Money”, what Kiyosaki means to say is that “The Rich Don’t Work for Money.” Note that by putting the emphasis on the word “money,” this section takes on an entirely different meaning. The truth is that the majority of rich people do work very hard, but they go about it differently than most people do. Rich people—and people who want to become rich—work and learn every day how to put money to work for them. As Rich Dad says, “The poor and middle class work for money. The rich have money work for them.” Kiyosaki also notes that having a regular job is just a short-term solution to the long-term problem or challenge of creating wealth and financial freedom “It’s fear that keeps most people working at a job the fear of not paying their bills, the fear of being fired, the fear of not having enough money, and the fear of starting over. That’s the price of studying to learn a profession or trade, and then working for money. Most people become a slave to money—and then get angry at their boss.” Chapter 2 Why teach financial literacy? The second chapter of Rich Dad Poor Dad explains the difference between an asset and a liability. Chapter 2 drives home the point that it’s not about how much money you make, but about how much money you keep. An asset is something that has value, that produces income or appreciates, and has a market where the asset can easily be bought and sold Assets produce income Assets appreciate Assets do both Conversely, liabilities take money out of your pocket because of the costs associated with them. When Rich Dad Poor Dad was first published back in 1997, Kiyosaki created a lot of controversy with this statement. That’s because by definition, a personal residence isn’t an asset unless it appreciates enough to offset the costs of ownership. On the other hand, rental property is an asset because it can generate enough passive income to exceed the expenses of operating and financing the real estate. As Kiyosaki writes in Chapter 2 of Rich Dad Poor Dad, “Want to grow rich? Concentrate your efforts on buying income-producing assets – when you truly understand what an asset is. Keep liabilities and expenses low. You’ll deepen your asset column.” Chapter 3 Mind your own business There are 2 key messages in this chapter. First, pay off your debts and start investing in income-producing assets as soon as possible. Next, stay financially healthy by spending your time instead of your paycheck and investing as much of your money as possible in assets. Kiyosaki notes in Chapter 3 of Rich Dad Poor Dad that most people confuse their profession with their business. In other words, they spend their entire lives working in somebody else’s business and making other people rich. One of my favorite quotes from this section is “The primary reason the majority of the poor and middle class are fiscally conservative is that they have no financial foundation. They have to cling to their jobs and play it safe. They can’t afford to take risks.” Chapter 4 The history of taxes and the power of corporations When reading this chapter, it’s important to keep in mind that Kiyosaki wrote Rich Dad Poor Dad as a motivational book, not to provide expert financial or tax advice. For example, Kiyosaki writes about the time he bought a Porsche and treated it as a business expense, using before-tax dollars. Buying a high-end luxury car when a much less expensive make and model would do could put an investor on the fast track to an IRS audit. But putting the Porsche aside, the points made in this chapter discuss how to play the investment game smart. The rich understand the power of company structures and the tax code and use every legal means they can to minimize their tax burden. Compare how business owners and investors with corporations such as C corps, S corps, or LLCs pay taxes to how most people pay tax Business owners with a corporate structure Earn Spend Pay taxes Employees who work for corporations Earn Pay taxes Spend Notice that employees who work for somebody else spend their money post-tax, while business owners earn and spend before paying tax. Chapter 4 of the book also covers the 4 main components of what Kiyosaki calls “Financial IQ” Accounting, Investment Strategy, Market Law, and Law. As Rich Dad Poor Dad reminds us, understanding the legal and tax advantages significantly contribute to building long-term wealth “For instance, a corporation can pay expenses before paying taxes, whereas an employee gets taxed first and must try to pay expenses on what is left. . . Corporations also offer legal protection from lawsuits. When someone sues a wealthy individual, they are often met with layers of legal protection and often find that the wealthy person actually owns nothing [in their own name]. They control everything, but [personally] own nothing.” Chapter 5 The rich invent money Inventing money means finding opportunities or deals that other people don’t have the skill, knowledge, resources, or contacts for. In Chapter 5, Rich Dad Poor Dad explains there are 2 types of investors Investment packages are bought by people who entrust their money to a developer or fund manager. This is the way that most people invest, such as buying shares of an ETF or putting money into a real estate crowdfunding venture. Professional investors look after their own investments, research the market to find deals that make sense, then hire professionals to manage the daily oversight. Professional investors have 3 things in common Identify opportunities that other people have not found Raise funds for investment Work with other intelligent people Here’s one of my favorite closing thoughts from this chapter “Some people argue that there aren’t real estate bargains where they are, but there are prime opportunities everywhere that are overlooked. Most people aren’t trained financially to recognize the opportunities in front of them.” Chapter 6 Work to learn—don’t work for money Poor Dad was intelligent and well educated and worked for money because job security meant everything to him. Rich Dad became a millionaire by working to learn. As Kiyosaki writes “I recommend to young people to seek work for what they will learn, more than what they will earn. Look down the road at what skills they want to acquire before choosing a specific profession and before getting trapped in the Rat Race.” In fact, that’s exactly what Kiyosaki did. He joined the Marines after graduating from college and learned the essential business skills of leading and managing people. After serving his country, Kiyosaki joined Xerox, overcame his fear of rejection to become one of the top 5 salespeople in the company, then left the corporate world to form his own business. Chapter 6 of Rich Dad Poor Dad then discusses the synergy of management skills needed for success in business Cash flow management Systems management People management Overcoming Obstacles Chapter 7 of Rich Dad Poor Dad begins by noting that “the primary difference between a rich person and a poor person is how they manage fear.” Robert Kiyosaki isn’t talking about the type of fear that some people have when going to the dentist or watching The Exorcist. In the book, “fear” is about the fear of losing money and how to handle that fear. It’s one of the 5 biggest obstacles people face on the path to becoming financially independent Fear Cynicism Laziness Bad habits Arrogance These roadblocks—and the failure to overcome them—are why people who have studied and achieved financial literacy are still unable to develop assets that generate plentiful amounts of cash flow. Fear Losing money is a fact of investing life, and so is the fear that comes along with it. Kiyosaki notes that he’s never met a rich person who has never lost money, but he’s met plenty of poor people who have never lost a dime because they’ve never invested. Real estate investors who choose to act only on a “sure thing” are paralyzed by fear in disguise. People who can’t see the big picture and think big are the ones who almost never, ever succeed in investing or in life. Cynicism Everybody has doubts that affect self-confidence, and it’s easy to fall into the trap of playing “What if?” especially when friends and family are constantly reminding you of your potential shortcomings. Things like the economy crashing, interest rates rising, and tenants not paying their rent are common “what if” fears that all real estate investors have. While these are important items to consider, it’s important not to allow the cynicism of others to overtake your control. Otherwise, you may become immobilized as opportunities pass you by. Laziness In today’s interconnected world it’s easy to confuse being busy with actually accomplishing things that matter. In fact, according to Rich Dad Poor Dad, busy people are often the most lazy. Busy people arrive at the office early and leave late. They bring work home to finish at night and on the weekends. Before they know it, the people and things that matter most to them have disappeared. Instead of giving in to the call of the rat race and mistaking action for accomplishment, successful real estate investors are proactive and take care of themselves and their wealth first. Bad habits Habits control behavior. For example, most people pay their bills first before they pay themselves. The result is that there’s usually very little left over at the end of the month for investing. Paying yourself first—even if you don’t have enough money to pay other people—makes you financially stronger, mentally and fiscally. In a way, it’s a form of reverse psychology. When you develop the habit of paying yourself first, you become motivated by the fear of not being able to pay creditors. In turn, you begin looking for other forms of income like investment real estate. Arrogance Investors know what makes them money. But it’s the things they don’t know—and don’t know they don’t know—that makes them lose money. When people become truly arrogant, they honestly believe that what they don’t know doesn’t matter. Train yourself to listen to what other people have to say, especially when it comes to money and investing. If you discover you’re ignorant about a subject, educate yourself or find an expert in the field. Overcoming these 5 biggest obstacles on the path to real estate success requires a blend of balance and focus. There are plenty of “Chicken Littles” in the world today—people with a victimhood mentality who live their lives in cynicism and pessimism. Rich Dad Poor Dad suggests filtering negative people and their fears out of your life. Instead, concentrate on the big picture and always ask, “What’s in it for me?” Getting started In Chapter 8, Rich Dad Poor Dad tells us that “there is gold everywhere, most people are not trained to see it.” Part of this lack of vision and clarity comes from the world we live in. We’re trained from a very young age to work hard for someone else, spend the money that we earn, and borrow more if we run short. Unfortunately, people who choose to become one of the masses never take the time to develop their financial genius. Investing in real estate is the perfect example. The average person can spend a week out in the field and find nothing, while the investor who has trained himself can easily find four or five deals that make sense in a single day! Here are the 10 steps to follow to develop your financial genius and discover the gold that’s already out there, just waiting to be found Have a deep emotional reason or purpose for doing what you do, a combination of wants and don’t wants. Understand the power of choice and choose daily what to do, including choosing the right habits and educating yourself. Choose your friends carefully by leveraging the power of association, being careful not to listen to poor or frightened people. Master the power of learning quickly and develop a formula for making money. Pay yourself first by mastering the power of self-discipline to manage your cash flow, people, and personal time. Select great people for your team and compensate them generously for their advice, because the more money they make the more money you will make. Ask “How fast do I get my money back?” by focusing on return of investment first, followed by return on investment. Use money generated by assets you own to buy luxuries by focusing on self-discipline to direct money to create more. Have a role model to follow and tap into the power of their genius to put to your use. Realize that if you want something, you need to give something first. Still want more? Here are some to-do’s. In the final section of Rich Dad Poor Dad, Chapter 9, Kiyosaki pulls the key lessons of the book together into a checklist of actions you can start taking today Stop doing what you’re doing by taking a break and assessing what is and isn’t working. Look for new ideas by finding resources on different and unique subjects. Find a mentor who’s been where you're going, take them to lunch and pick their brain. Always be learning by taking classes, attending seminars, and reading. Make lots of offers always with escape clauses because eventually someone will say “Yes.” Spend 10 minutes each month for the next 12 months walking, running, or driving a certain area and looking for changes that create bargains. Shop for real estate deals when the market corrects, because profits are made when buying, not when selling. Learn how, when, and where to buy by investing in your education. Think bigger to get richer, because small thinkers don’t get the big breaks. Most people only look for what they can afford, so buy a bigger pie and cut it into pieces by finding a buyer first, then a seller. Negotiate volume discounts by thinking big, pooling people together, and buying in bulk. Read and learn from history, because history always repeats itself. Action always beats inaction. Is Rich Dad Poor Dad Worth Reading? The goal of Rich Dad Poor Dad is to motivate you to develop your own unique path to financial freedom. While the book doesn’t take a one-size-fits-all approach with ready-made answers, it does provide an excellent framework for creating your own objectives to build wealth by investing in real estate. Strengths Provides a contrarian view that is different from the “common knowledge” found in most personal finance education Focuses on turning income you earn into assets that produce even more income Encourages controlling spending and expenses Explains why investors should focus on real estate vs. other asset types Emphasizes the power of thought and continual learning Talks about taking action instead of just thinking about it Weaknesses Success examples in the book are unique to Kiyosaki’s specific situation and may be hard to replicate Some parts of the book also lack detail, which may make the concepts discussed more difficult to apply Frequently demeans people who are more comfortable following the herd rather than thinking for themselves Rich Dad Poor Dad is a motivational book, not a book written by a financial exper Robert Kiyosaki learned about money from two dads, his biological father and his best friend’s father. Both men worked hard and earned good incomes. But his biological father struggled to pay bills his whole life, while his friend’s father became one of the wealthiest men in Hawaii. The fundamental difference is that the poor dad acquired liabilities, and the rich dad accumulated assets. Assets produce income, and liabilities create expenses. He put many financial factors in his book “Rich Dad, Poor Dad.”Robert Kiyosaki is very good at explaining the traits and characteristics you need to become wealthy. And he also talks a lot about why the poor stay poor while the middle class stays in the middle class and why the rich keep getting richer. So he talks a lot about the mindset, traits, and characteristics and what you have to do with money to become rich. What do you do with money to make it into more money for yourself? And he explains it all in easy-to-understand terms. About Author Robert Kiyosaki Robert Kiyosaki is an American businessman and author. He wrote Rich Dad, Poor Dad in 1997 when he started his rich dad brand. And it’s the first in the series of Rich Dad books. So the guy behind the book, Robert Kiyosaki, has predominantly built his wealth through real estate and stock market investing. He also goes on throughout his book and talks about building wealth through owning a business. He is a very wealthy man and an expert in personal finance. Kawasaki’s adopted rich dad was the father of a childhood friend who never finished the eighth grade. Rich dad owned and ran several businesses. This book and Kawasaki’s life result from the rich dad’s financial wisdom. The book says once a dollar goes into your asset column, it becomes your employee. The best thing about money is that it works 24 hours daily and can work for generations. Turn over your money and integrate employees by reducing expenses and acquiring income-generating assets. Don’t focus your efforts on increasing your paycheck. Focus your efforts on earning assets. The poor tend to use their money the same way the middle class. The rich use their money the same way. How they think and use the money keeps them locked in those classes. So Robert builds on this first point and then discusses why the rich keep getting richer and how they handle their money. The second takeaway is spending time and money on your financial education. It will lead to a much bigger return than working harder. So he illustrates that many people say, I don’t have time to learn about that because I’m too busy at work. But he goes through and explains how in his life, focusing on building his financial education has given him a much higher return than working harder. So he does talk a lot about work ethic. Instead of working harder at a job, work smarter, and build your financial education. And it will lead to millions of dollars instead of working a couple of extra hours per week in your job. The third thing is that people who wake up go to work, earn money, pay the bills, and save the rest, only to do that repeatedly. They are trapped in a vicious cycle that ends up leading them nowhere. So Kiyosaki talks about this as the rat race and says how you need to when thinking about becoming wealthy. You need to escape the rat race, the cycle of going to work, earning money, paying the bills, and doing it repeatedly. So he talks a lot about the strategies you need to employ to start building your way out of the rat race. You have to think outside the box and think like the rich do to escape the rat race and build your wealth to retire happy and early. The fourth point is that many people get all of this financial knowledge. They’ll read so many books and watch so many videos. They’ll research as much as they possibly can. But then they’re afraid of losing money that they will never act on anything they’ve learned. Many people get all the education they need and then do nothing with it. Once you’ve learned all these things, act because many people get this knowledge. They don’t take action and are forever stuck in that trap of working, paying bills, saving, and returning to the same cycle. The fifth thing from this book is that you need to overcome emotions. You need to learn from emotions around money because money is not accurate at the end of the day. Its money is a piece of paper that we say is worth whatever number is written. So Robert talks a lot about how you have to detach yourself. You have to feel your emotions when you decide about investing and whatnot. But you must try and detach yourself from them and observe what you observe you must try and detach yourself from and learn from them to make excellent, clear financial decisions. He also talks about how increasing financial education dissipates the fear of losing money. It is because you are much better educated. Instead, the excitement of winning takes over. So the excitement of actually making that money that you know a lot. You know you’re competent in this investment because you’ve increased your financial education. That makes you more excited about winning and being wealthy than fearful of losing all your Specification Rich Dad Poor Dad sold twenty-six million copies worldwide. So it’s a highly regarded book and a perfect place to start when considering your finances. Author Robert T. KiyosakiAverage Customer Review out of 5, on GoodreadsCategory Business & Money, Personal FinancePosition 1, in Parenting & Personal Finance BooksPaperback 336 pagesWeight ouncesDimensions 6 x 1 x inchesPublisher Plata PublishingRich Dad Poor Dad Review The book starts with Robert’s life story. Stay in school, get good grades, and get a safe and stable job. These are the words Robert Kiyosaki’s poor dad preached to him from a young age. It wasn’t that his poor dad was wrong. He had a different outlook than his rich dad. His poor dad was highly educated. However, his rich dad only had an eighth-grade education and became one of the wealthiest men in Hawaii. His rich dad lacked formal education. He made up for it by understanding money in human psychology. Chapter 1 The rich don’t work for money The typical paradigm for the middle class is to study hard, get good grades, and get a safe job with excellent benefits that you can retire from, hopefully, 30 or 40 years from now. That isn’t the norm, and that isn’t the case anymore. So what the author, Robert Kiyosaki, means is that most people want to feel secure with their money, so their passion doesn’t direct them and their everyday lives. It’s their fear of needing money to continue to be able to live. Chapter 2 Why teach financial literacy?Financial literacy is not about how much money you earn. It’s about how much money you keep. Two things prevent you from maintaining money spending and taxes. If you earn one million dollars per year but spend nine hundred ninety-nine thousand dollars, you’d be an idiot to think you truly are a millionaire. What do you have to show for it? Robert’s rich dad taught him the difference between an asset and a liability. It’s fairly simple. An asset is anything that puts money into your pocket. In contrast, liability is anything that takes money from your pocket. Don’t overthink this. Anything can be an asset or a liability, depending on whether it generates positive or negative cash flow. So if you own a house that generates one thousand dollars a month through tenants, that house is an asset. However, if you own a house that costs you a thousand dollars per month, that house is a liability. Assets can be businesses, real estate, stocks, and bonds. Liabilities are fairly simple. These things cost you money, paying too much for rent, buying too large of a home, and purchasing expensive cars. The rich accumulate assets, the poor buy liabilities, and the middle class buys liabilities they think are assets. If Robert had listened to his poor dad and taken everyone else’s advice, including teachers and role models, He would have probably lived a middle-class lifestyle. He would have a safe and stable job. The problem is, He would fail to let his money ever work for him. To change this, you must shift your mindset and acquire assets, not liabilities. Otherwise, it doesn’t matter how much money you earn. You’ll continually match it with your liabilities and expenses. You might look rich to the average person, but you’ll never be rich. There is absolutely nothing wrong with having a stable job. But the United States has a rare economic system unmatched by any other country on Earth. If you work hard and acquire assets, eventually, those assets will generate enough income to replace your job. Going to school and getting a formal education should not be the end of the road. If you have a skill set, capitalize from it and acquire real assets, not liabilities. However, you learn something every single time that you fail. It’s not like purchasing a liability where you have a hundred percent guarantee to lose your money. Chapter 3 Mind your own business Minding your own business means paying attention to your own business. You might have a profession, but you must also have a business and use this business to buy assets and build wealth. Selling is essential. Everyone in the world can make a better cheeseburger than McDonald’s. But McDonald’s is the best in the world at selling and delivering burgers. The book gives a great example of a talented journalist with a master’s in English who is an excellent writer and wants to be a best-selling author. She asked Kiyosaki for advice. He says she should attend a marketing course to learn how to sell her writing. She gets mad and says, I have a master’s degree in English. Why would I go to school to learn how to be a salesperson? Kawasaki shows her the top of his book and points out that it says bestseller, not best writer. You must not be afraid to sell yourself and your products. Once a dollar is in your asset column, never take it out because this is money working for you. Think of the interest and the income from that money as little employees working for you rather than working against you. So first, buy an asset that generates money or throws off cash every month, week, or year. With those proceeds from that asset, and it’s throwing off that cash, you can buy whatever you want. Chapter 4 The History of Taxes and the Power of Corporations A little lesson on the history of taxation There have always been taxes or tariffs in some shape or form to pay for the roads, defense, and basic government requirements throughout American history. However, it wasn’t until 1862 that an actual income tax occurred during the Civil War. But the range of this income tax was three to five percent, three to five present income tax ranges from 10-37 percent in the United States in 1890, for the income tax was declared unconstitutional but again constitutional in 1913. The world had changed, and America was now a global power. It required a much more reliable source of income. The income tax is a bad thing for the average person. It takes our hard-earned money into the hands of the wasteful US government. Luckily, there are legal methods that you can practice to avoid unnecessary taxation. The government loves high earners. Even if you earn a substantial salary, the government still takes thirty-seven percent upfront income tax. So the government takes three hundred and seventy thousand for someone earning one million dollars annually. Then the government taxes you. When you spend taxes, you when you save, and even taxes you when you die. But the rich need to pay their fair share. A smarter method than being a big earner is taking your money and accumulating assets with it. The government has already taxed your income once with the standard income tax. The good thing is there are legal ways to avoid high taxation on your investments. However, one of the biggest secrets of the rich is the power of corporations. You can use a corporation to exploit legal loopholes to protect your money. For instance, one of the smartest things a person can do is hack or purchase a multi-family home. You live in one house unit and then rent out the second unit. So not only do you collect income from the second unit, but that, in many cases, covers the majority, if not all, of your mortgage. But you can also use this as a business or corporation for specific tax write-offs. Instead of buying a single-family home or renting to increase your financial you need to focus on growing your knowledge in accounting, investing in markets, and understanding the law. Do not let people deter you from utilizing legal tax loopholes. After all, you’re risking money with the investment and often benefiting the community. If you buy and flip a property, you benefit. But the community also benefits by seeing an old, beaten-down property purchased and renovated. A renovated property often attracts quality tenants, and quality tenants help the community. Investment is good, and capitalism is good. If you get one thing from this book, remember that it’s not intelligent that gets ahead in life but bold. Chapter 5 The rich invent money You can be the most educated individual in the world. However, you’ll fall behind if you drag your feet and never pull the trigger on an investment. Failure is inevitable, but you will learn something, work to learn, and use what you know to improve. You will learn to identify better business opportunities, better properties to invest in, and better stocks to purchase over time. Take the next step, and don’t fear losing a welcome risk. How do you do it? Start by paying yourself first to practice frugality. If you start today, this can happen within the next few years. The author is talking about finding an opportunity everyone else has missed, how to raise money, and how to organize smart people. So he’s talking about syndicating deals, getting in with quote-unquote, smart money, and relying on traditional investments. Chapter 6 Work to learn, don’t work for money The poor and middle-class work for money, while the rich have money to work. Most people work for a specific hourly wage, week, or month. They work for their money. The rich buy assets which appreciate with time. The assets that the rich have purchased make them even more money. So in a sense, their money works for them. The main idea is to grow skills and develop yourself as a greater payoff than a little extra pay in a different job. Sometimes, an unpaid or low-paying position will get a much better experience than a dead-end job with higher pay. Never stop developing your best asset, that which is yourself. Cons There are two downsides to this book. First, it applies to everyone, but the author doesn’t specify what he looks for in a property deal. He doesn’t go into the specifics of what numbers he looks at or how he analyzes a stock, whether he wants to buy or sell it, and that thing. It’s more about the general principles and the mindset of being financially intelligent and building wealth. He doesn’t go into the specifics of the deals he’s made or what you should be looking at. Overall, it’s more like life rules over investing rules or something like that. The other downside is that the numbers are from a long time ago. While the numbers are relative, you can still apply the principles, percentages, and returns to today’s numbers. It’s a little harder to understand when he’s talking about buying a block of land for twenty-five thousand dollars. It seems a little bit silly because it was so long ago. So the numbers he uses when he explains the examples of his investments are a bit outdated, making it hard to gauge the relative figure by today’s standards. Pros It is fun and easy to read the book. Most chapters are conversations, with many examples and simple theoretical situations. It’s probably the best explanation of cash flow. His cash flow quadrant explanation is excellent. And it’s easy to emphasize the importance of assets from it. This also shows poor, middle-class, and rich differences using this quadrant explanation. In my opinion, the best chapters are number two Why Teach Financial Literacy is the number one chapter in the book. The author uses some real-life examples, which makes them easier to understand. Is Rich Dad Poor Dad Worth Reading? “Rich Dad Poor Dad” is a personal finance book that has been widely popular since its publication in 1997. Some people find “Rich Dad Poor Dad” worth reading because of it The book encourages readers to learn about money management, investing, and wealth-building. It advocates for self-education and financial intelligence. Kiyosaki questions traditional ideas about money, such as the belief that a high income guarantees wealth or that homeownership is always a sound investment. The book encourages readers to become business owners and investors, emphasizing the benefits of building passive income streams and reducing dependence on a salary. However, Some readers feel that the book is too simplistic or repetitive and doesn’t provide enough actionable advice or specific strategies for wealth building. It may be worth your time if you’re interested in a book that offers a different perspective on personal finance and encourages self-education. This can be a good book for students because it introduces concepts and ideas about personal finance, investing, and wealth-building that are not covered in traditional education. Personal Review Robert gives specific examples of his life and demonstrates his examples to help him create wealth. So it’s not like he’s telling you what to do and pulling it out of thin air. He’ll talk about how he has used a specific strategy or a certain mindset to go then and earn himself more money. So it’s quite a valuable book in that regard. This book allows new people to finance someone interested in starting their own business or buying real estate or people who want to learn about cash flow. Personal rating This book can apply to anyone. Anyone can read and understand it from cover to cover, which is powerful with finance books. So if you haven’t even read personal finance or an investing book before, start with this one. It’s because it will get your mind in the right space. It’ll get you thinking about the right things so that when you read books on specific stock market strategies or real estate investing strategies, your mind will already be thinking about all the right things. Learn more Top 10 Lessons From Rich Dad Poor Dad Download pdf collection About Author Robert KiyosakiRich Dad Poor Dad Book SummaryBook SpecificationRich Dad Poor Dad ReviewChapter 1 The rich don’t work for moneyChapter 2 Why teach financial literacy?Chapter 3 Mind your own businessChapter 4 The History of Taxes and the Power of CorporationsChapter 5 The rich invent moneyChapter 6 Work to learn, don’t work for moneyConsProsIs Rich Dad Poor Dad Worth Reading?Personal Review Resensi Buku Rich Dad Poor Dad – Rich Dad Poor Dad merupakan buku yang ditulis oleh seorang penulis, perencana finansial, investor, dan pengusaha asal Amerika Serikat, yakni Robert T. Kiyosaki. Buku ini memaparkan mengenai pentingnya peka akan keuangan atau finansial di masa kini. Buku ini wajib dan layak dijadikan referensi bacaan sebab akan mengarahkan kita agar mencapai pada kebebasan finansial. Buku ini cenderung mengarahkan pada para pembacanya untuk mengubah pola pikir dan menciptakan sebuah kesadaran akan pentingnya peka pada finansial di zaman yang semakin canggih ini, kemudian membangin aset sedini mungkin. Dengan demikian, Robert mengajak para pembacanya agar berani berinvestasikan untuk memperoleh pemasukan pasif. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar mencapai pada kebebasan finansial. Berangkat dari hal tersebut, muncullah jargon Biarkan uang yang bekerja untuk Anda’. Rich Dad Poor Dad Rich Dad Poor Dad dimulai dari cerita pengalaman pribadi sang penulis, Robert dalam kerja kerasnya menjadi seorang yang kaya. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa ia merupakan seorang penguasa, investor, penulis, dan perencana keuangan. Dalam usahanya tersebut, kedua ayahnya berperang dengan sangat kuat dalam memengaruhi pola pikirnya dalam memandang sebuah uang. Robert memiliki dua orang ayah yang memiliki pola pikir dan latar belakang yang berbeda pula. Dalam buku ini, ayah pertama disebut sebagai Poor Dad–yang tidak lain merupakan ayah kandungnya. Poor Dad menyandang gelar dan bekerja di sebuah kantor pemerintahan. Akan tetapi, sayangnya mengalami kendala keuangan. Lain halnya dengan ayah kedua yang disapa Rich Dad, ia adalah ayah dari Mike–temannya Robert. Rich Dad tidak pernah menuntaskan pendidikan SMP, tetapi mempunyai usaha atau bisnis di bidang retail. Menariknya adalah kedua tokoh ayah ini mampu memvisualisasikan realitas yang terjadi di masyarakat. Rich Dad mewakilkan pola pikir orang kaya, sedangkan Poor Dad mengambil peran dari perspektif orang miskin dalam memandang uang. Rich Dad Poor Dad terbagi menjadi tiga bab, yakni pendahuluan, isi, dan penutup. Di bab pendahuluan, Robert membagi dua perspektif yang bertentangan akan masalah keuangan atau finansial. Ia memiliki dugaan ayah Mike yang bekerja sebagai seorang pengusaha menjadi Rich Dad, sementara ayahnya yang cerdas dianggap sebagai Poor Dad. Pembelajaran dari Rich Dad1. Orang Kaya bukan Bekerja untuk Memperoleh Uang2. Memberikan Pengajaran terkait Memahami Keuangan3. Belajar mengenai Literasi Finansial4. Cerdas dalam Menilik Peluang5. Sejarah Pajak dan Kekuatan Korporasi6. Orang Kaya Menghasilkan Uang7. Bekerja untuk Belajar8. Belajar mengenai MarketingMakna Mendalam pada Buku Rich Dad Poor DadBuku Best Seller NovelArtikel Terkait Rekomendasi Novel Pembelajaran dari Rich Dad Pada bagian isi, terdapat beberapa pelajaran penting yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk lebih memperluas pemikiran kalian selaku pembaca. Apa saja? Berikut uraiannya. 1. Orang Kaya bukan Bekerja untuk Memperoleh Uang Poor Dad menjelaskan bahwa Robert harus belajar dengan giat serta meraih nilai tinggi di sekolah agar mampu memperoleh pekerjaan yang bagus dan bermutu. Seperti inilah cara kerja berpikirnya ayah Robert, layaknya orang-orang pada umumnya. Bekerja guna mendapatkan sebuah uang. Dalam hal tersebut, Rich Dad menyetujui bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Akan tetapi, hal yang lebih penting ialah bukan pada menghasilkan nilai tinggi, melainkan pelajaran yang didapatkan. Terdapat satu pelajaran krusial yang didapat dari ayah Mike, yaitu orang kaya tidak bekerja untuk memperoleh uang. Robert dan Mike meminta untuk diajarkan mengenai cara menjadi kaya oleh ayah Mike. Alhasil, Ayah dari Mike menyetujuinya, tetapi syaratnya mereka harus bekerja pada salah satu usaha milik ayah Mike dengan upah yang kecil. Singkat cerita, sesudah mereka bekerja selama kurang lebih 21 hari, Robert merasa kesal dan protes agar gaji atau upahnya dinaikkan. Namun, bukannya memperoleh kenaikan upah, ayah Mike justru memberikan tawaran pada Robert untuk tetap bekerja tanpa diupah sama sekali. Di situlah keduanya diuji dan belajar bekerja bukan untuk mendapatkan uang. Rich Dad tidak banyak mengoceh terkait literasi finansial dan cara memandang uang dalam kehidupan. Akan tetapi, membuat keduanya merasakan secara langsung rasa kehidupan’. Pada suatu waktu, Rich Dad melatih mereka terkait emosi dasar manusia ketika berhadapan dengan uan, yakni sebuah ketakutan dan bentuk serakah. Ketakutan akan melahirkan manusia bekerja sebab khawatir atau takut tidak mempunyai uang. Lalu, sesudah memperoleh uang, timbulnya perasaan serakah. Dari situ, manusia mulai membeli berbagai barang baru hingga akhirnya akan terperangkap dalam utang. Dalam hal ini disebut sebagai Rat Race. Mereka yang hendak menjadi orang kaya perlu menggunakan dan mengasah pola pikirnya untuk dapat mengendalikan kedua emosi tersebut. 2. Memberikan Pengajaran terkait Memahami Keuangan Di buku ini diberikan penjelasan terkait perbedaan antara liabilitas dan aset. Adapun contoh dari liabilitas, seperti pinjaman konsumsi, hipotek, tagihan debit card, dan lainnya. Sementara contoh dari aset, yaitu real estate yang disewakan, obligasi, berbagai buku, saham, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, pada buku ini dijelaskan pula, Robert mengajarkan terkait manajemen keuangan arus kas yang baik, seperti mengalokasikan penghasilan ke dalam aset. Second Chance Buku ini menjelaskan bagaimana Robert bisa memprediksi masa depan dengan tepat. Akan tetapi, hal yang lebih penting adalah bagaimana Anda bisa menjadi pemenang, bukan pecundang–dengan mengendalikan masa depan finansial Anda. 3. Belajar mengenai Literasi Finansial Robert menuangkan cerita mengenai beberapa orang kaya pada masanya yang bekerja memilukan, di antaranya terdapat direktur, CEO, spekulan pasar saham, dan sebagainya. Mereka merupakan beberapa orang yang mempunyai penghasilan yang terbilang luar biasa, tetapi sayangnya berakhir dengan sebuah utang, kecanduan dengan obat-obatan terlarang, bahkan ada pula yang bunuh diri. Sebenarnya, kita tentu kerap kali melihat beberapa artis atau public figure yang kaya, kemudian justru berakhir dengan tragis sebab boros pada keuangannya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal itu karena mereka tidak mempunyai literasi finansial yang cukup baik. Literasi finansial merupakan sebuah pilar atau fondasi. Orang yang mempunyai banyak uang tanpa memahami literasi finansial secara mendalam dan kuat, akan bernasib layaknya sebuah gedung bertingkat tanpa adanya fondasi mendalam–akan hancur. Apabila kalian menginginkan menjadi seorang yang kaya, hal tepat yang dapat dilakukan, yaitu membuat sebuah fondasi mendalam. Rich Dad memaparkan mengenai prinsip sederhana untuk menjadi seseorang yang kaya, yakni mampu membedakan antara aset dan beban. Simpelnya, aset merupakan sesuatu yang memanifestasikan uang, sementara beban merupakan hal yang membutuhkan pengeluaran. Orang kaya akan membeli aset, sementara orang miskin hanya mempunyai beban pengeluaran, dan orang kelas menengah akan membeli beban yang disangkanya adalah sebuah aset. Menurut Rich Dad, rumah dikatakan sebagai beban, sementara bagi Poor Dad, rumah merupakan aset yang berharga. Walaupun harga rumah akan terus naik, tetapi rumah memerlukan tidak sedikit dana pengeluaran, seperti untuk pajak, perawatannya, dan lainnya. Oleh sebab itu, bagi Rich Dad, rumah dikatakan sebagai beban. Adapun aset merupakan sesuatu yang membuahkan uang tanpa membutuhkan pengeluaran secara berkala. Contohnya, bisnis yang berjalan sendiri, obligasi, saham, dan sebagainya. Setelah mampu membedakan antara aset dan beban, ada empat hal yang perlu dipahami supaya kecerdasan finansial berkembang, di antaranya ada akuntansi, pasar, investasi, dan hukum. 4. Cerdas dalam Menilik Peluang Beberapa orang tentu mengikut pemecahan persoalan kuno, yaitu kerja keras, meminjamkan uang, dan menabung. Di zaman yang pesat ini, penyelesaian seperti itu tampak tidak relevan lagi. Dalam hal ini, diperlukan peningkatan akan pengetahuan finansial sehingga dapat menilik beberapa peluang dan membuat keberuntungan diri sendiri. Pada buku Rich Dad Poor Dad, Robert membagikan kisah pengalamannya dalam menghasilkan uang melalui bisnis properti. Ia membeli rumah dengan harga murah, kemudian kembali menjualnya dengan harga yang cenderung lebih tinggi hanya dalam beberapa bulan. Ia mengerjakannya dikarenakan melihat peluang ketika krisis ekonomi. Tidak hanya bisnis properti, adapun contoh investasi pada sebuah perusahaan kecil yang diatur dengan baik sehingga menjadi perusahaan yang dikenal dan harga sahamnya pun naik drastis. Bagi sebagian orang yang mempunyai level kecerdasan finansial tinggi, akibatnya ialah bentuk dari ketidaktahuan akan suatu hal itu bekerja dan memanifestasikan uang. Dalam buku ini, apabila kita mampu memahami cara kerja pasar dalam menciptakan uang, risikonya pun akan semakin kecil. Robert pun memaparkan cara alami manusia dalam belajar, yakni dari sebuah kegagalan dan bangkit dari kegagalan itu. Apabila kita terus-menerus mengalami hal demikian, justru akan semakin terasah. Tidak sedikit orang yang merasa khawatir ketika mengalami sebuah kegagalan hingga akhirnya tidak memiliki keberanian dalam mencobanya. “Kegagalan menginspirasi kemenangan dan kegagalan mengalahkan pecundang.” 5. Sejarah Pajak dan Kekuatan Korporasi Pengetahuan merupakan kekuatan. Orang bisnis memiliki pengetahuan mengenai hukum perpajakan dan korporasi. Mereka melaksanakan pajak secara legal. Dengan demikian, mereka yang melancarkan bisnis condong membayar pajak lebih sedikit apabila dibandingkan dengan seseorang yang bekerja di suatu tempat. 6. Orang Kaya Menghasilkan Uang Orang kaya meluangkan waktunya untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan finansial mereka, sementara orang miskin dan menengah condong bekerja keras yang kelak mereka hendak membayar pajak lebih besar atau tinggi. Orang kaya mampu menghasilkan uang dengan cara menciptakan sebuah bisnis atau membeli aset yang nantinya hendak memberikan penghasilan stagnan. Hal tersebut yang tidak dilakukan oleh orang miskin dan menengah. 7. Bekerja untuk Belajar Orang kaya bekerja untuk belajar mengenai sistem perusahaan tersebut. Fokus utama untuk bekerja ialah ilmu yang didapatkan, kemudian direalisasikan untuk bisnisnya mendatang. Dengan pemikiran yang sedemikian ini, orang kaya akan berkembang menjadi seseorang yang lebih kaya lagi. 8. Belajar mengenai Marketing Di sebuah kesempatan, ada seorang penulis hebat yang mewawancarai Robert. Kemudian, penulis itu bertanya, bagaimana caranya agar Robert dapat menjual buku Rich Dad Poor Dad dengan sangat laris? Dari situ, Robert memberikan saran pada sang penulis itu untuk belajar mengenai pemasaran atau marketing. Akan tetapi, penulis tersebut justru merasa tersinggung dengan perkataan Robert. Penulis itu merasa bahwa tidak ada gunanya mempelajari pemasaran seperti itu yang mana kegiatan tersebut terkesan jauh dari kegiatan intelektual. Akan tetapi, buku yang terkenal diberikan label “Best-Selling Author” bukan “Best-Writing Author”. Dengan kata lain, tidak adanya membuat sebuah karya yang bisa dikatakan sempurna dan luar biasa apabila tidak ada seorangpun yang membaca karya tersebut. Robert dalam bukunya ini mengatakan bahwa tidak sedikit orang berbakat, tetapi diberikan upah dengan rendah sebab tidak mampu memasarkan bakat mereka. Tidak ada yang tahu mengenai bakat atau talenta mereka sehingga semua orang hanya berpaku di situ. Why the Rich are Getting Richer Sekitar 20 tahun lalu, Robert Kiyosaki menulis Rich Dad Poor Dad, buku pengelolaan keuangan pribadi nomor 1 sepanjang sejarah. Buku ini menantang dan mengubah cara pikir puluhan juta orang di seluruh dunia tentang uang. Dengan perspektifnya tentang uang dan investasi yang kerap bertentangan dengan pendapat umum, Robert mendapatkan reputasi internasional karena berbicara secara blak-blakan dan berani, serta menjadi penasihat tentang pendidikan keuangan yang sangat berdedikasi dan lantang menyampaikan pendapat. Makna Mendalam pada Buku Rich Dad Poor Dad Dalam buku ini, Robert Kiyosaki mengajarkan kepada pembacanya untuk melatih anak cucunya kelak, bahkan untuk dirinya sendiri agar cerdas dalam mengelola persoalan finansial. Kemudian, Robert juga menggarisbawahi bahwa orang kaya tidak bekerja hanya untuk uang, melainkan uang yang akan bekerja untuknya. Kerap kali kita sebagai manusia dengan segala kekurangan dan kebutuhan yang tidak ada batasnya ini, memilih untuk membatasi kecakapan otak dalam berpikir. Hal yang dilakukan oleh manusia itu justru memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang yang banyak, bukan memikirkan bagaimana agar memiliki banyak uang yang mampu bekerja untuk diri ini masing-masing. Dengan kondisi secara umum yang semakin tak menentu, memang sudah sewajarnya untuk peka akan finansial. Sebenarnya, bukan hanya peka, melainkan mampu memahami pokok-pokok dan membedakan antara aset dengan liabilitas. Dalam hal tersebut, Robert memaknai aset sebagai hal yang memasukkan uang ke dalam kantong. Intinya, aset bukanlah sekadar harta atau berbagai barang berharga. Akan tetapi, bagaimana hal tersebut mampu memberikan tambahan pemasukan untuk dirinya. Lalu, liabilitas kebalikan dari aset, yaitu sebagai hal yang mengeluarkan uang dari kantong atau saku. Barangkali penjelasan tersebut lebih terkesan sederhana sehingga mudah dipahami dengan baik. Bila dibandingkan dengan pengertian atau hakikat aset liabilitas yang pernah kalian baca melalui berbagai buku akuntansi. Selain itu, Robert Kiyosaki melalui bukunya ini pun mengajak pembacanya untuk mencoba berbisnis atau usaha sendiri. Setelah itu, usaha ataupun bisnis yang dibuatnya itu perlu dijalankan dengan ikhlas dan sepenuh hati, jangan hanya dijadikan sebagai usaha sampingan. Ia menyarankan pula para pembacanya untuk mencoba memulai sebuah investasi. Menariknya, Robert memberikan sebuah motivasi pada para pembacanya dengan sangat bebas, ia tidak memaksakan harus sesuai pilihannya. Kemudian, secara tidak langsung, Robert mendorong pembacanya agar berpikir dan berinvestasi yang sekiranya tepat dan pas untuk dikerjakan. Saran yang diberikan oleh Robert, yaitu pilihlah investasi sesuai dengan ranah yang kita sukai. Misalnya, apabila seseorang gemar menulis, orang tersebut dapat menginvestasikan kegemarannya itu ke bidang perbukuan atau kepenulisan. Dalam hal itu, tidak melulu investasi keuangan, tetapi ilmu dan pengetahuan pula. Itulah Resensi Buku Rich Dad Poor Dad. Apabila Grameds tertarik dan ingin memperluas pengetahuan terkait bidang apapun atau ingin mencari buku sebagai referensi bacaan, tentu kalian bisa temukan, beli, dan baca bukunya di dan Gramedia Digital karena Gramedia senantiasa menjadi SahabatTanpaBatas bagi kalian yang ingin menimba ilmu. Penulis Tasya Talitha Nur Aurellia Sumber dari berbagai sumber Rich Dad’s Cashflow Quadrant Best seller ini akan memperlihatkan mengapa beberapa orang bekerja lebih sedikit, tetapi menghasilkan lebih banyak dan lebih aman secara finansial daripada orang lain. Ini hanya masalah mengetahui dari kuadran mana Anda harus bekerja dan kapan. Apakah Anda masuk kuadran employee pegawai, self-employed pekerja lepas, business owner pemilik usaha, atau sebagai investor. Buku ini akan memberikan peta jalan menuju keberhasilan dan kebebasan finansial.

review buku rich dad poor dad